Pages

Subscribe:

Kamis, 22 September 2016

PESUGIHAN BULUS JIMBUNG



PESUGIHAN BULUS JIMBUNG

“ Mereka yang memuja atau mencari pesugihan di Jimbung ini, seluruh tubuhnya kana mengalami penyakit aneh, sedikit demi sedikit kulit tubuhnya akan timbul warna belang-belang kayak Bulus..”

Nama Jimbung adalah nama sebuah dukuh di desa Jombor yang berada di Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Menurut cerita penduduk asli desa Jimbung, pada dahulu kala ada seorang pemuda pengembara yang memiliki kesaktian luar biasa, dia mampu merubah dirinya dalam bentuk binatang apapun termasuk menjadi seekor Bulus, yaitu binatang seperti kura-kura yang kulitnya berwarna belang-belang/poleng, karena kesaktiannya itu maka pemuda ini dikenal dengan nama Joko Poleng, dia adalah satu  orang / murid yang disayangi Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan, di dalam pengembaraanya itu  dia dihadang gerombolan perampok, tapi perampok itu berhasil dikalahkan, dan Joko Poleng akhirnya memutuskan untuk menetap di dukuh Jimbung, karena di dukuh itu tidak ada sumur untuk mandi, maka Joko Poleng membuat sebuah Sendang untuk mandi, maka sendang itu dinamai Sendang Jimbung, karena kesaktiannya itu maka pada jaman kerajaan Mataram, Joko Poleng menjadi Prajurit andalan dalam menumpas setiap pemberontakan di kerajaan Mataram, setiap ada gejolak di kerajaan Mataram , Joko Poleng selalu dipanggil untuk mengatasinya.
Ada kebiasaan aneh yang selalu dilakukan oleh Joko Poleng yaitu setiap malam Jum’at Kliwon dia selalu mandi nerendam di sendang Jimbung, dan setiap berendam di sendang Joko Poleng selalu merubah dirinya menjadi seekor Bulus.

Suatu ketika, dikala Joko poleng sedang berendam, ada seorang penduduk yang melihatnya, dan oleh penduduk itu dilihat Nampak Joko Poleng berubah kulitnya menjadi belang-belang kaya Bulus. Semenjak kejadian itu, Joko Poleng tidak Nampak lagi, entah pergi atau meninggal dunia, kaya lenyap ditelan Bumi,
Dari hari ke hari kitos tentang Joko Polengpun semakin melegenda, terkenal samapi ke luar pulau Jawa, bagi para pencari pesugihan yaitu mendapatkan kekayaan dengan bantuan penguasa alam Ghaib, maka sendang Jimbung menjadi alternative yang utama, hal ini terbukti dari bekas sesajen yang selalu ada di sendang Jimbung ini.

Adapun sesajen yang harus disediakan diantaranya : segelas air putih yang berisi Kembang setaman, rokok Klobot, Kemenyan, dan Tanah halaman rumah si pencari pesugihan yang telah dibungkus kedalam kain kafan putih. Semua sesajen itu harus diletakan dibawah pohon dekat sendang, selanjutnya pelaku diwajibkan untuk berendam di sendang semalaman di malam Jum’at kliwon.
Dan apabila keinginannya terkabul, maka pelaku juga diwajibkan untuk tasyakuran di sendang itu setiap malam Jum’at kliwon dibula Suro.
Selain harus melakukan Tasyakuran di sendang setiap malam Jum’at Kliwon, pelaku juga diwajibkan untuk tidak melanggar pantangan yaitu tidak boleh membunuh seekor Bulus, baik disengaja maupun tidak disengaja, apabila sampai pantangan itu dilanggar, maka pelaku akan menerima akibatnya sebagai hukuman atas kelalaiannya itu, pelaku akan menerima kutukan atau suatu penyakit kulit, dimana kulit di tubuhnya sedikit demi sedikit akan muncul bercak-bercak berwarna Poleng atau belang kaya Bulus hingga seluruh tubuhnya terpenuhi bercaka-bercak itu, danakhirnya pelaku akan meninggal dengan keadaaan tubuh penuh bercak berwarna poleng kaya Bulus.

Rabu, 21 September 2016

PESUGIHAN DI GUNUNG KAWI

MITOS PESUGIHAN DI GUNUNG KAWI


“ Mitos tentang gunung Kawi, sampai saat ini masih terngiang di telinga banyak orang, Bahwa gunung Kawi bisa membawa dan menghantarkanseseorang manjadi kaya raya apabila orang tersebut melakukan perburuan harta ke Gunung Kawi “

Nama gunung Kawi sebenarnya adalah tempat obyek wisata yang terletak di daerah kabupaten Malang, Jawa Timur, karena tempatnya yang memiliki nuansa mistis yang tinggi itulah, banyak orang yang datang untuk melakukan ritual Pesugihan, mendapatkan kekayaan dalam waktu yang sangat singkat.
Sejak dahulu kala memang kebanyakan orang menganggap harta adalaha segala – galanya di dunia ini, bila orang tidak memiliki harat, seolah – olah direndahkan oleh sesama golongan atau lingkungannya.
Maka dari itu, jalan pintas untuk mendapatkan hartalah yang banyak dicari dan ditempuh oleh mereka, jalan untuk cepat mendapatkan kekayaan adalah dengan melakukan Pesugihan yaitu mendapatkan kekayaan dengan cara memujua atau menyembah setan atau mahkluk halus penghuni suatu tempat yang diyakini bisa untuk menujudkan keinginannya tersebut.
Dan gunung Kawi merupakan salah satu tempat yang diyakini oleh banyak orang pencari pesugihan, di gunung Kawi ini para peziarah akan dipandu oleh juru kunci, dimana sang juru kunci hanya memberikan penjelasan atau gambaran tentang cara melakukan ritual untuk bisa bertemu langsuung dengan sang penguasa alam Ghaib di gunung Kawi.
Pelaku pencari pesugihan disuruh masuk kemar tertentu seorang diri dengan membawa ubo rampe atau sesajen diantaranya terdiri dari :
-          Bunga atau Kembang
-          Kemenyan
-          Ayam
-          Minyak wewangian
Setelah semua disiapkan pelaku duduk diam diri sambila membaca doa, dan bila berhasil bertemu dengan penguasa Ghaib, maka mereka akan melakukan perjanjian tertentu.
Dan usahanya akan berkembang dengan pesat, pelaku pesugihan ini harus member sesajen dikamar pribadi untuk bertemu dengan sang penguasa Ghaib setiap malam Jum’at Kliwon.
Apabila pelaku pesugihan ini telah meninggal dunia, maka putus sudah perjanjiannya dengan penguasa Ghaib gunung Kawi, harta kekayaannya yang telah diperoleh selama memuja penguasa Ghaib gunung Kawi lambat laun akan habis dan kembali ke titik nol.
Kehidupan ekonomi anak cucunya akan sangat menderita karena mereka akan mengalami kesulitan dalam mencari nafkah.

RITUAL SEKS PESUGIHAN KEMUKUS



RITUAL SEKS DI GUNUNG KEMUKUS

“ Pangeran Samudra berpesan, kalau suatu saat tempat ini dipenuhi peziarah, apapun keinginan peziarah itu akan terkabul bila mereka mau melakukan seperti apa yang dilakukannya bersama ibu tirinya…”

Pangeran Samudra merupakan putra bungsu dari Prabu Brawijaya V dari kerajaan Majapahit, karena pangeran Samudra dianggap berzina, melakukan perselingkuhan dengan ibut tirinya yang bernama Raden Ajeng Ontrowulan, dimana Raden Ajeng Ontrowulan adalah istri selir dari Prabu Brawijaya V, karena murkanya sang Prabu Brawijaya, maka keduanya di usir dari kerajaan Majapahit, mereka mengembara hingga akhirnya singgah di desa kemukus, disana mereka hidup dengan damai hingga akhirnya  sang Prabu Brawijaya menyuruh telik sandi atau mata-mata untuk mengawasi Pangeran Samudra dan Raden Ajeng Ontrowulan  itu, Telik sandi itu melaporkan pada Sang Prabu, dan sang Ptabu memerintah untuk membunuh mereka berdua, dan akhirnya, mereka berdua berhasil dibunuh oleh prajurit utusan sang Prabu Brawijaya, sebelum meninggal dunia, Pangeran Samudra berpesan : “  kalau suatu saat tempat ini dipenuhi peziarah, apapun keinginan peziarah itu akan terkabul bila mereka mau melakukan seperti apa yang dilakukannya bersama ibu tirinya…
 
Itulah sekilas mitos yang diyakini para peziarah hingga berkembanglah suatu ritual mencari pelarisan atau wahyu untuk memperoleh suatu jabatan yang diinginkannya.
Mereka harus melakukan ritual tertentu agar permohonan dapat terkabul, salah satunya ritual adalah dengan melakukan hubungan seks dengan sesame peziarah. Hal ini, maksudnya hubungan seks ini terus dilakukan selama mereka berikunjung ke tempat peziarahan Pangeran Samudra, bisa sampai berkali-kali, karena mereka pada umumnya datang ke tempat keramat makam Pangeran Samudra itu pada malam Jum’at Pon.
Adapun urutan ritual di gunung Kemukus sebagai berikut :
Diawali dengan mandi keramas oleh peziarah di sendang Ontrowulan, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju makam Pangeran Samudra, disitu ada juru kunci yang akan memandu upacara atau ritual kulo nuwun atau meminta ijin pada ruh Pangeran Samudra, setelah ritual kulo nuwun selelsai baru dilakukan penyerahan ubo rampe atau sesajen yang terdiri dari : Kembang Setaman, Telur Ayam, dan Uang Sukarela. Peziarah bisa membawa ubo rampe sendiri dari rumah atau juga bisa menyerahkan semuanya pada Juru Kunci dengan mengganti biaya pembelian ubo rampe. Setelah ritual penyerahan ubo rampe selesai, maka peziarah akan diberi petunjuk oleh sang juru kunci, selanjutnya peziarah melakukan doa permohonan sendiri di samping makam Pangeran Samudra. Peziarah juga bisa mengadakan pengajian atau membaca Al’Quran di makam ini. Bagi peziarah yang ingin isitrahat dimakam ini juga bisa karena sudah disediakan tempat khusus bagi peziarah yang ingin menginap.
Setelah semua ritual yang ada dimakam Pangeran Samudra selesai dilakukan, maka peziarah keluar dari makam, dan disinilah ditempat sekitar makam Pangeran Samudra banyak berkumpul pengunjung, terutama para wanita yang siap menyediakan diri untuk menjadi pasangan perselingkuhan para peziarah pelaku ritual.
Inilah yang menjadi momentum yang dirasa menjadi peluang mencari uang oleh para PSK, sehingga tidah hayal lagi klo tempat pemakaman Pangeran Samudra dari hari ke hari makin ramai pengunjung, jumlah ribuan orang tiap malam Jum’at pon.
Pada waktu dulu ketika lokasi tempat makam Pangeran Samudra ini masih sepi pengunjung, maka ritual perselingkuhan sering dilakukan dibawah pohon dengan menggelar alas tikar seadanya, tapi sekarang setelah banykanya pengunjung, berdirilah banyak tempat penginapan dengan tariff kamar yang berbeda-beda.

PESUGIHAN KANDANG BUBRAH



PESUGIHAN KANDANG BUBRAH

JENIS PESUGIHAN INI TIDAK MEMINTA TUMBAL NYAWA, PELAKU HANYA MENAJALANKAN SEGALA PERSYARATAN YANG DIMINTA OLEH DANYANG ATAU PENGUASA GHAIB DI TEMPAT TERTENTU “ 

Pada artikel ini, saya ingin meceritakan tentang budaya manusia yang mencari kekayaan denga jalan pintas, dengan bantuan penguasa ghaib atau orang jawa lebuh akrab menyebutnya DANYANG yang dinamakan PESUGIHAN, ini bukan berate saya mempengaruhi pada pembaca yang Budiman untuk mencari Pesugihan tersebut, akan tetapi tujuan saya adalah dengan membaca artikel ini orang bisa tau bagaiman akibatnya di belakang hari dengan melakukan PESUGIHAN, sehingga pembaca yang Budiman tidak akan berani mencobanya.
 Disini PESUGIHAN KANDANG BUBRAH, memang tidak membutuhkan tumbal atau persyaratan yang mengorbankan nyawa orang, tapi ada persyaratan lain yang diminta oleh penguasa ghaib di makam MBAH BONJOK, sebenarnya BONJOK itu nama sebuah desa dekat Tempat Pemakaman Umum warga di Banyumas, letaknya dekat POLSEK Banyumas, namanya sebenarnya dari MBAH BONJOK adalah RADEN MANDRA KUMARA, makamnya sendiri sebenarnya bera di desa Grumbul Gombal RT 02, RW 05 desa Sukawera, Banyumas. Menurut cerita warga setempat, bahwa RADEN MANDRA KUMARA ini masih keturunan trah kerajaan Majapahit, karena pada waktu itu di Majapahit terjadi perang saudara, maka RADEN MANDRA KUMARA memilih untuk mengembara dan akhirnya menetap dan menghabiskan masa hidupnya bersama warga di desa Sukawera, karena semasa hidupnya RADEN MANDRA KUMARA terkenal dengan kesaktiannya dan dicintai warga, maka makamnyapun sampai sekarang masih dikeramatkan oleh warga.
Pesugihan KNADANG BUBRAH ini merupakan jenis pelarisan, dimana pelakunya diwajibkan punya usaha dulu, misalnya buka warung makan, sehingga dari usahanya itu akan menjadi laris dan terus berkembang sehingga sedikit demi sedikit rumahnya yang menjadi warung makan itu harus di BUBRAH atau direnovasi, memang itu salah satu persyaratan dari Pesugihan KANDANG BUBRAH ini, pelaku diwajibkan untuk merenovasi rumahnya tiap tahun, dan sebelum merenovasi rumah tersebut harus diadakan dulu selamatan kecil-kecilan, hanya sebatas untuk keluarga sendiri, selamatan ini harus diadakan di menjelang bulan SURO.
Adapun untuk mendapatkan Pesugihan KANDANG BUBRAH sebelum ritual dilakukan harus menyediakan ubo rampe, diantaranya : Kain warna hijau sepanjang 1 meter, Kembang telon sebanyak 2 buah, 2 butir kemenyan Arab, 1 botol minyak duyung, dan sebungkus dupa china.
Dan pada ritual nanti juga harus disediakan ubo rampe lagi berupa :
-       1 Ekor ayam TULAK ( Ayam yang berbulu putih semua )
-       Minyak Jafaron Putih
-       Kendi ukuran kecil 2 buah
-       Macam-macam kue manis masing-masing 2 buah.
Setelah semua persyaratan dipenuhi, maka ritual akan dimulai pada hari malam Jumat Kliwon, dan ritual akan dipimpin oleh seorang sesepuh atau Paranormal, beliau nenbaca mantra, dan pelaku hanya diam saja sambil memejamkan mata dan berdoa agar keinginan hatinya segera berhasil.
Setelah ritual selesai maka pelaku tidak boleh tidur sampai adzan Subuh, dan sepulang dari makam pelaku menjalankan usahanya seperti biasa, dan hari demi hari usahanya Nampak makin laris, disinilah pelaku mulai menepati janjinya pada penguasa ghaib itu untuk merenovasi rumahnya sedikit demi sedikit setiap tahunnya, hal ini tidak boleh dilupakan, dan apabila samapi lupa tidak merenovasi rumahnya, biasanya aka nada musibah yang menimpa rumahnya, seperti terjadinya kebakaran, yang bisa saja merenggut korban karena kebakaran itu, biasanya juga pelaku pesugihan ini tidak akan mempunyai keturunan, mereka akan mengadopsi anak baik dari Panti Asuhan atau mengadopsi dari anak Saudaranya.
Setelah terjadi kebakaran sampai habis rumahnya karena kelupaanya pelaku Pesugihan KANDANG BUBRAH, kehidupan ekonominya lambat laun mulai surut, dan akhirnya kembali hidup susah lagi hingga akhir hayatnya.
Dan mereka kembali hidup susah seperti seperti dulu, anaknya diadposinya biasanya juga hidup susah, sehingga di akhir hayatnya makin tambah susah.