RITUAL SEKS DI
GUNUNG KEMUKUS
“
Pangeran Samudra berpesan, kalau suatu saat tempat ini dipenuhi peziarah,
apapun keinginan peziarah itu akan terkabul bila mereka mau melakukan seperti
apa yang dilakukannya bersama ibu tirinya…”
Pangeran Samudra merupakan putra bungsu dari Prabu
Brawijaya V dari kerajaan Majapahit, karena pangeran Samudra dianggap berzina,
melakukan perselingkuhan dengan ibut tirinya yang bernama Raden Ajeng
Ontrowulan, dimana Raden Ajeng Ontrowulan adalah istri selir dari Prabu Brawijaya
V, karena murkanya sang Prabu Brawijaya, maka keduanya di usir dari kerajaan
Majapahit, mereka mengembara hingga akhirnya singgah di desa kemukus, disana
mereka hidup dengan damai hingga akhirnya
sang Prabu Brawijaya menyuruh telik sandi atau mata-mata untuk mengawasi
Pangeran Samudra dan Raden Ajeng Ontrowulan
itu, Telik sandi itu melaporkan pada Sang Prabu, dan sang Ptabu
memerintah untuk membunuh mereka berdua, dan akhirnya, mereka berdua berhasil
dibunuh oleh prajurit utusan sang Prabu Brawijaya, sebelum meninggal dunia,
Pangeran Samudra berpesan : “ kalau suatu saat tempat ini dipenuhi
peziarah, apapun keinginan peziarah itu akan terkabul bila mereka mau melakukan
seperti apa yang dilakukannya bersama ibu tirinya… ”
Itulah sekilas mitos yang diyakini para peziarah
hingga berkembanglah suatu ritual mencari pelarisan atau wahyu untuk memperoleh
suatu jabatan yang diinginkannya.
Mereka harus melakukan ritual tertentu agar permohonan
dapat terkabul, salah satunya ritual adalah dengan melakukan hubungan seks
dengan sesame peziarah. Hal ini, maksudnya hubungan seks ini terus dilakukan
selama mereka berikunjung ke tempat peziarahan Pangeran Samudra, bisa sampai
berkali-kali, karena mereka pada umumnya datang ke tempat keramat makam
Pangeran Samudra itu pada malam Jum’at Pon.
Adapun urutan ritual di gunung Kemukus sebagai berikut
:
Diawali dengan mandi keramas oleh peziarah di sendang
Ontrowulan, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju makam Pangeran Samudra,
disitu ada juru kunci yang akan memandu upacara atau ritual kulo nuwun atau
meminta ijin pada ruh Pangeran Samudra, setelah ritual kulo nuwun selelsai baru
dilakukan penyerahan ubo rampe atau sesajen yang terdiri dari : Kembang
Setaman, Telur Ayam, dan Uang Sukarela. Peziarah bisa membawa ubo rampe sendiri
dari rumah atau juga bisa menyerahkan semuanya pada Juru Kunci dengan mengganti
biaya pembelian ubo rampe. Setelah ritual
penyerahan ubo rampe selesai, maka peziarah akan diberi petunjuk oleh sang juru
kunci, selanjutnya peziarah melakukan doa permohonan sendiri di samping makam
Pangeran Samudra. Peziarah juga bisa mengadakan pengajian atau membaca Al’Quran
di makam ini. Bagi peziarah yang ingin isitrahat dimakam ini juga bisa karena
sudah disediakan tempat khusus bagi peziarah yang ingin menginap.
Setelah semua ritual yang ada dimakam Pangeran Samudra
selesai dilakukan, maka peziarah keluar dari makam, dan disinilah ditempat
sekitar makam Pangeran Samudra banyak berkumpul pengunjung, terutama para
wanita yang siap menyediakan diri untuk menjadi pasangan perselingkuhan para
peziarah pelaku ritual.
Inilah yang menjadi momentum yang dirasa menjadi
peluang mencari uang oleh para PSK, sehingga tidah hayal lagi klo tempat
pemakaman Pangeran Samudra dari hari ke hari makin ramai pengunjung, jumlah
ribuan orang tiap malam Jum’at pon.
Pada waktu dulu ketika lokasi tempat makam Pangeran
Samudra ini masih sepi pengunjung, maka ritual perselingkuhan sering dilakukan
dibawah pohon dengan menggelar alas tikar seadanya, tapi sekarang setelah
banykanya pengunjung, berdirilah banyak tempat penginapan dengan tariff kamar
yang berbeda-beda.